Para Penerus Zaid bin Tsabit
Latest Posts
Tuesday, 3 March 2015
Panduan Khat Tsulust
Panduan Khat Tsulust
Hasyim Muhammad Al-Baghdadi
Hasyim
Muhammad al-Baghdadi al-Khattath lahir di Baghdad pada tahun 1919 M.
Setelah menamatkan pendidikan Ibtidaiyah, ia beralih mempelajari
kaligrafi pada beberapa sekolah dasar (katatib) sejak masih kecil.
Pelajaran yang kelak menjadi profesinya itu ia timba dari gurunya
Al-Mala Arif Afandi kemudian Al-Mala Ali Darwisy. Pada tahun 1943
mendapatkan ijazah (diploma) dari kaligrafer terkemuka Mullah Ali
al-Fadhli (wafat 1948). Kemudian ia melanjutkan studinya di Madrasah
Tahsin al-Khuthuth Kairo dan memperoleh ijazah dengan predikat sangat
memuaskan, 1944. Pada tahun yang sama ia memperoleh ijazah dari
kaligrafer Mesir Sayyid Ibrahim dan Muhammad Husni. Tahun 1946 ia
menerbitkan sebuah buku teks dalam gaya tulisan Riq’ah.
Selanjutnya
ia mengunjungi Turki dan memperlihatkan contoh-contoh karyanya kepada
kaligrafer terkemuka di negeri itu yaitu Musa Azmi atau yang lebih
dikenal dengan Hamid al-Amidi yang memberinya ijazah dua kali yaitu
tahun 1950 dan 1952. Pada kali yang kedua Hamid menyatakan bahwa Hasyim
Muhammad adalah seorang kaligrafer terbaik dan terkemuka di dunia Islam,
dan berkata kepadanya,”Kaligrafi tumbuh di Dar as-Salam (Baghdad) dan
kini kembali ke Dar as-Salam, melalui tanganmu.”
Inilah bunyi teks ijazah yang diberikan Hamid kepadanya:
“Bismillaahirrahmainirrahiim.
Anakku, Hasyim Muhammad al-Baghdadi al-Khattath, telah kusaksikan pada
dirimu penuh keyakinan, keikhlasan, dan kecintaan terhadap seni ini yang
tidak pernah terhapus sepanjang Islam tegak berdiri. Kuamanatkan
padamu, jadilah engkau primadona mereka dan Awwalul Khattatin di dunia
Islam. Aku berikan padamu penghargaan setinggi-tingginya, sebab engkau
bergerak maju selalu. Ditulis di Asitanah tahun 1371 H.”
Hasyim
mengikuti aliran Baghdad, suatu tradisi kaligrafi yang lebih tua dan
klasik warisan ta’shimi, dan meramunya dengan aliran Usmaniyah Turki
yang lebih bebas, berani dan modern. Ia dikenal sebagai salah satu
kaligrafer khat Tsulus yang terbaik, sebagaimana contoh salah satu
tulisannya dalam khat Tsulus sebagai berikut:
Ia
bekerja sebagai kaligrafer pada gubernuran Misahah al-Iraq wa Zamil
al-Khattat Muhammad Sabri wa Akhahu hingga akhir hayatnya. Ia mengawasi
pencetakan al-Qur’an yang ditulis oleh kaligrafer Turki Muhammad Amin
al-Rusydi. Hasyim menyempurnakan beberapa kata yang terlewat, menomori
ayat-ayat dan menulis nama-nama surah. Naskah ini pertama kali
diterbitkan di Baghdad pada tahun 1951, kemudian dicetak ulang di Jerman
(1966), yang memaksanya tinggal di negeri ini selama tiga tahun untuk
mengawasi penerbitan tersebut. Edisi ketiganya diterbitkan di Jerman
pula tahun 1972.
Pada
tahun 1960 ia diangkat menjadi dosen kaligrafi di Madrasah al-Funun
al-Jamilah (sekolah seni) di Baghdad, kemudian menjadi kepala Departemen
Kaligrafi dan Dekorasi Islam sampai meninggal tahun 1973. Selama kurun
tersebut ia menerbitkan koleksi kaligrafinya (1961), memuat karya-karya
terbaiknya, dengan judul Qawa’id al-Khath al-‘Arabi (Kaidah-kaidah
Kaligrafi Arab).
Hasyim
bukan hanya jenius menorehkan huruf dengan media tinta diatas kertas,
tetapi juga piawai mengguratkannya ke panel atau media lain yang
monumental. Karya kaligrafinya menghiasi bangunan-bangunan umum dan
beberapa masjid terkenal di Irak, termasuk Masjid al-Syahid, Masjid
Syaikh Abdul Qadir al-Jailani, Masjid Haiderkhana, Masjid al-Muradiah,
dan Masjid Buniah. Untuk menghormatinya, pemerintah mendirikan patung di
al-Fadhl, sebuah kawasan kuno yang paling diseganinya dan tempat dimana
ia dibesarkan. Ia mendisain uang kertas Irak dan beberapa koin untuk
Tunisia, Maroko, Libya dan Sudan. Hasyim mengikuti rumus-rumus Yaqut,
bahkan seluruh Rumus Turki yang dibaguskan lewat tangannya.
Hasyim
Muhammad hanya memberikan satu ijazah yaitu kepada muridnya Abdul Ghani
al-Ani. Ia merencanakan untuk menulis mushaf al-Qur’an dengan gaya
tulisannya sendiri yang khas, tetapi ia meninggal sebelum menyelesaikan
proyek ini. Bukunya yang memuat beberapa karya terakhirnya dicetak ulang
di Baghdad pada tahun 1978. Jenazahnya dimakamkan di Neijf.
(Dari berbagai sumber)
Riwayat Hidup Master Khat (Hasyim Al-Baghdadi)
Hasyim Muhammad Al-Baghdadi
Hasyim
Muhammad al-Baghdadi al-Khattath lahir di Baghdad pada tahun 1919 M.
Setelah menamatkan pendidikan Ibtidaiyah, ia beralih mempelajari
kaligrafi pada beberapa sekolah dasar (katatib) sejak masih kecil.
Pelajaran yang kelak menjadi profesinya itu ia timba dari gurunya
Al-Mala Arif Afandi kemudian Al-Mala Ali Darwisy. Pada tahun 1943
mendapatkan ijazah (diploma) dari kaligrafer terkemuka Mullah Ali
al-Fadhli (wafat 1948). Kemudian ia melanjutkan studinya di Madrasah
Tahsin al-Khuthuth Kairo dan memperoleh ijazah dengan predikat sangat
memuaskan, 1944. Pada tahun yang sama ia memperoleh ijazah dari
kaligrafer Mesir Sayyid Ibrahim dan Muhammad Husni. Tahun 1946 ia
menerbitkan sebuah buku teks dalam gaya tulisan Riq’ah.
Selanjutnya
ia mengunjungi Turki dan memperlihatkan contoh-contoh karyanya kepada
kaligrafer terkemuka di negeri itu yaitu Musa Azmi atau yang lebih
dikenal dengan Hamid al-Amidi yang memberinya ijazah dua kali yaitu
tahun 1950 dan 1952. Pada kali yang kedua Hamid menyatakan bahwa Hasyim
Muhammad adalah seorang kaligrafer terbaik dan terkemuka di dunia Islam,
dan berkata kepadanya,”Kaligrafi tumbuh di Dar as-Salam (Baghdad) dan
kini kembali ke Dar as-Salam, melalui tanganmu.”
Inilah bunyi teks ijazah yang diberikan Hamid kepadanya:
“Bismillaahirrahmainirrahiim.
Anakku, Hasyim Muhammad al-Baghdadi al-Khattath, telah kusaksikan pada
dirimu penuh keyakinan, keikhlasan, dan kecintaan terhadap seni ini yang
tidak pernah terhapus sepanjang Islam tegak berdiri. Kuamanatkan
padamu, jadilah engkau primadona mereka dan Awwalul Khattatin di dunia
Islam. Aku berikan padamu penghargaan setinggi-tingginya, sebab engkau
bergerak maju selalu. Ditulis di Asitanah tahun 1371 H.”
Hasyim
mengikuti aliran Baghdad, suatu tradisi kaligrafi yang lebih tua dan
klasik warisan ta’shimi, dan meramunya dengan aliran Usmaniyah Turki
yang lebih bebas, berani dan modern. Ia dikenal sebagai salah satu
kaligrafer khat Tsulus yang terbaik, sebagaimana contoh salah satu
tulisannya dalam khat Tsulus sebagai berikut:
Ia
bekerja sebagai kaligrafer pada gubernuran Misahah al-Iraq wa Zamil
al-Khattat Muhammad Sabri wa Akhahu hingga akhir hayatnya. Ia mengawasi
pencetakan al-Qur’an yang ditulis oleh kaligrafer Turki Muhammad Amin
al-Rusydi. Hasyim menyempurnakan beberapa kata yang terlewat, menomori
ayat-ayat dan menulis nama-nama surah. Naskah ini pertama kali
diterbitkan di Baghdad pada tahun 1951, kemudian dicetak ulang di Jerman
(1966), yang memaksanya tinggal di negeri ini selama tiga tahun untuk
mengawasi penerbitan tersebut. Edisi ketiganya diterbitkan di Jerman
pula tahun 1972.
Pada
tahun 1960 ia diangkat menjadi dosen kaligrafi di Madrasah al-Funun
al-Jamilah (sekolah seni) di Baghdad, kemudian menjadi kepala Departemen
Kaligrafi dan Dekorasi Islam sampai meninggal tahun 1973. Selama kurun
tersebut ia menerbitkan koleksi kaligrafinya (1961), memuat karya-karya
terbaiknya, dengan judul Qawa’id al-Khath al-‘Arabi (Kaidah-kaidah
Kaligrafi Arab).
Hasyim
bukan hanya jenius menorehkan huruf dengan media tinta diatas kertas,
tetapi juga piawai mengguratkannya ke panel atau media lain yang
monumental. Karya kaligrafinya menghiasi bangunan-bangunan umum dan
beberapa masjid terkenal di Irak, termasuk Masjid al-Syahid, Masjid
Syaikh Abdul Qadir al-Jailani, Masjid Haiderkhana, Masjid al-Muradiah,
dan Masjid Buniah. Untuk menghormatinya, pemerintah mendirikan patung di
al-Fadhl, sebuah kawasan kuno yang paling diseganinya dan tempat dimana
ia dibesarkan. Ia mendisain uang kertas Irak dan beberapa koin untuk
Tunisia, Maroko, Libya dan Sudan. Hasyim mengikuti rumus-rumus Yaqut,
bahkan seluruh Rumus Turki yang dibaguskan lewat tangannya.
Hasyim
Muhammad hanya memberikan satu ijazah yaitu kepada muridnya Abdul Ghani
al-Ani. Ia merencanakan untuk menulis mushaf al-Qur’an dengan gaya
tulisannya sendiri yang khas, tetapi ia meninggal sebelum menyelesaikan
proyek ini. Bukunya yang memuat beberapa karya terakhirnya dicetak ulang
di Baghdad pada tahun 1978. Jenazahnya dimakamkan di Neijf.
(Dari berbagai sumber)
0 comments: